Senin, 22 September 2008

maaf...

saya memang orang yang tak becus mengurus diri sendiri--dan suka melalaikan janji. dulu rasanya pernah berjanji mengisi blog ini dengan hal-hal kecil setiap hari, namun, lihat, saya tak mengisi selama berbulan-bulan!

jika saja saya masih boleh berjanji, saya ingin berjanji sekali lagi (dan semoga tak ingkar lagi!) blog ini akan saya hidupkan kembali.

maka untuk janjiku yang kulalaikan itu, maafkan saya!

Selasa, 05 Februari 2008

selepas berlibur...

bahkan seusai berlibur beberapa hari dari sesuatu yang tak ingin aku lakukan, aku tetap merasa kelelahan! liburan pun telah berubah jadi sebuah kerja keras, persis seperti usaha untuk melupakan seorang kekasih!

Senin, 28 Januari 2008

kisah kecil tentang uban

setahun yang lalu saya berjanji kepada diri sendiri untuk tidak mencabut uban-uban yang tumbuh di kepalaku. janji itu didasari oleh sebuah hal yang sentimentil: aku ingin perempuan yang pergi hari itu, yang berjanji akan kembali, yang akan mencabutnya.

ya, tahun-tahun sebelum hari perpisahan itu, dialah yang selalu mencabut uban-uban di kepalaku--uban-uban yang rajin sekali tumbuh di usiaku yang masih muda ini. akan aku sebut ini satu dari sekian banyak hal romantis yang pernah kami lakukan. pahanya jadi bantalku dan tangan-tangannya mencari uban-uban di belukar rambutku--sambil ia bercerita tentang banyak hal atau bernyanyi hingga saya tertidur.

maka sejak hari itu saya berjanji untuk tidak mencabut ubanku sebelum ia datang. selama bertahun-tahun saya membiarkan uban muncul satu per satu di kepalaku. banyak orang yang terganggu dengan itu. tetapi saya sama sekali tidak terganggu. justru uban-uban itu menjadi penanda kesetiaan selama saya menunggu. uban-uban itu adalah harapan. uban-uban itu adalah ukuran kesabaran saya. uban-uban itu ada simbol cinta saya. ya, kira-kira begitulah!

tetapi, tadi akhirnya aku mencabutnya satu per satu sambil menangis. menangis bukan karena aku tak lagi berharap perempuan itu datang. aku masih sangat mencintai perempuan itu. sangat mencintainya. tetapi aku tahu sebentar lagi ada kepala yang akan ia urus, akan ia cabut uban-ubannya: kepala suaminya.

maka aku mencabut uban-ubanku sambil menangis agar suatu saat jika ia datang, ia tak lagi perlu terganggu dengan uban-ubanku itu. aku hanya ingin ia terganggu dengan uban-uban suaminya--lelaki yang seharusnya membuat ia bahagia, yang seharusnya ia bahagiakan.

ya, aku mencabut uban-ubanku sambil menangis karena aku ingin mereka berdua bahagia.


Minggu, 27 Januari 2008

sebuah pertanyaan...

aku hanya ingin bertanya, mungkin ada yang bisa menjawabnya: apakah cinta mengenal penghapus?


* sebenarnya kepada seorang yang seharusnya berwenang menjawab telah kukirim pertanyaan ini ke inbox hapenya. namun sampai saya menuliskan postingan ini, jawabannya tak kunjung datang. mungkin ia sudah tidur. atau mungkin ia tak punya pulsa untuk membalas. atau mungkin ia sedang menunggu waktu tepat untuk menjawab. atau mungkin ia merasa pertanyaan ini sama sekali tak penting untuk dijawab. atau mungkin ia memang tak lagi mencintaiku.

Jumat, 25 Januari 2008

perjalanan statusku di social network ...

saya baru sadar kalau sewaktu pertama kali membuka account di friendster (maaf, sengaja tak pake link) saya memilih 'single' di statusnya. beberapa bulan kemudian, seorang perempuan meminta status itu diganti jadi 'in a relationship'--ia juga mengubah statusnya seperti itu. beberapa waktu setelah itu, karena satu dan lain hal yang tak butuh dijelaskan di sini, kami masing-masing mengganti status jadi 'it's complicated'.

tadi pagi saya baru ingat kalau saya harus menggantinya jadi 'single' kembali. selain di friendster, saya juga mengganti status di social network lainnya yang saya ikuti (facebook, hi5, myspace, tagged, dll--sorry, tak ada yang saya link!)

ada perjalanan panjang yang tiba-tiba saya ingat saat melakukan ini. ada semacam ketidakrelaan dan rasa sakit tentu saja. juga ada sedikit harapan dan rasa bahagia. semua berbaur-beraduk.

suatu saat, mungkin, kau kau akan mengalaminya. hal sepele yang akan membuatmu menyadari sesuatu...

terakhir, sekadar info saja, perempuan yang saya sebutkan di atas, sudah mengganti pula statusnya jadi 'in a relationship'. setidaknya semuanya sudah jelas sekarang, kan?

maaf, ternyata ini baru yang terakhir, kenapa postingan ini sangat berwarna-warni?

air asin obat segala rasa sakit...


percaya tidak kalau obat buat segala macam rasa sakit adalah air yang asin? peluh. air laut. air mata. misalnya: kalau lagi kena meriang biasanya sehabis berpeluh sembuh. kalau gatal-gatal dan asam urat, dengan berendam air laut bisa pulih. kalau patah hati, dengan menangis bisa lega. ah, ada-ada saja!

sayang sekali:


1. beberapa hari terakhir ini saya lagi malas meninggalkan tempat duduk di depan komputer. saya malas bergerak. malas berpeluh. karena, seperti saya bilang di postingan terdahulu, saya malas mandi.

2. sebenarnya saya tinggal tak terlalu jauh dari pantai, tetapi ya itu tadi saya malas keluar. jadi ya tak bisa ketemu air laut.

3. bagi saya, lelaki tak tabu buat menangis. tetapi entahlah kenapa juga airmata saya tak pernah mau jatuh.


jadi sampai sekarang masih sakit (hati)? kan ada obat selain air asin. mau tahu? di postingan selanjutnya aja ya! saya mau lanjutkan membaca buku dulu. tanggung!